Senin, 14 Desember 2009

Atasi Anak Hiperaktif

Memiliki interaksi harmonis dengan anak-anak tercinta adalah dambaan setiap orang tua. Ternyata untuk mencapainya dibutuhkan proses yang panjang, bahkan terkadang harapan indah itu harus diuji ditengah jalan. Anak rewel, seenaknya sendiri, susah diatur dan sebagainya, bukan hal yang asing bagi sebuah keluarga.
Membesarkan anak-anak yang penuh vitalitas dan sarat energy, bagi orang tua sungguh bukan suatu tugas yang mudah. Bagi orang tua yang anaknya mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention defict hyperactivity disorder (ADHD), tugas tersebut bias sangat melelahkan, menjengkelkan, bahkan sering kali menyebabkan keluarga yang bersangkutan terkucil dari pergaulan.
Ada beberapa pendekatan yang bias dipakai untuk membantu anak diantaranya:
a. Deep pressure pillow activity
Anak diapit di antara dua bantal besar (ukuran 1,5 x 1,5 meter) dengan berat sekitar 1/3 berat badan anak, biasanya isi bantal adalah potongan busa kualitas super. Untuk sarungnya bias digunakan berbagai macam tekstur, baik kasar atau halus.
Menarik atau mendorong benda berat seperti kursi kayu ukuran besar.
b. Wheel barrow walk
Biasanya digunakan untuk anak diatas usia tiga tahun. Mereka berjalan dengan menggunakan tangan, sementara kedua kakinya diangkat.
c. Melempar dan menangkap bola karet
d. Aktifitas gross motor melalui hiking dengan memakai back pack (beban sekitar 0,5 sampai 1 kg), lalu naik sepeda, berenang dan jalan pada pagi dan sore hari.
e. Saat disekolah anak bias menggunakan “weighted vest”
f. Main di playground saat jam istirahat sekolah untuk membantu tenang di jam berikutnya (saat di kelas)
g. Massage saat menjelang tidur
h. Ayunan, baik rhitmic maupun slow movement (linear movement).

MEMBENTUK KARAKTER

Berbagai lembaga pelatihan berlomba-lomba menawarkan berbagai metode untuk membentuk karakter, ribuan jenis buku telah diterbitkan dengan tujuan dapat mengubah dan memperbaiki perilaku atau karakter para pembacanya, agaknya bagai menegakkan benang yang basah.
Banyak orang yang mengikuti pelatihan untuk mengubah karakter, namun hasilnya mengecewakan, hanya pada awal setelah pelatihan berlangsung, terjadi perubahan yang positif pada sikap dan karakter pesertanya. Namun setelah itu mereka kembali pada kebiasaan dan karakter lama mereka.
Richard boyatzis dalam hasil penelitiannya yang berjudul “consequences of rejuvenation of competency based human resources and organization development, research in organization change and development IX (1993)” mengatakan “terlalu sering dampak nyata sebuah pelatihan (apapun jenisnya) adalah hanya berupa angin energy baru, namun itu hanya berlangsung sesaat”.
Dalam membentuk karakter pada setiap individu dibutuhkan suatu kebiasaan contohnya: apabila kita ingin mengendarai mobil untuk pertama kalinya. Teorinya adalah hidupkan mesin, injak perseneling, masukkan gigi, lepas kopling secara perlahan-lahan dan tambah gas dengan lembut, pastilah mobil akan melompat atau meisn mobil secara tiba-tiba. Padahal kita telah mengetahui teorinya, disinilah bahwa untuk mengendarai mobil tidak cukup satu hari saja tetapi harus diulang dan diulang. Pengulangan yang terus-menerus akan mengahasilkan suatu kebiasaan dan pada akhirnya akan membentuk sebuah karakter yaitu dapat mengendarai mobil.
Dalam pembentukan karakter pada diri kita juga membutuhkan pengulangan yang terus-menerus sehingga menjadikan hal itu kebiasaan kita. Metode ini disebut Repetitive Magic Power (RMP), mekanisme pengulangan yang dilakukan secara simultan, mampu menciptakan perubahan dan sikap dan karakter seseorang.
Stephen R. Covey penulis buku terkenal “The Seven Habbits” mengatakan bahwa metode pembentukan karakter merupakan seruan “Taburlah gagasan, petiklah perbuatan. Taburlah perbuatn, petiklah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, petiklah karakter. Taburlah karakter petiklah hasil”.

Jumat, 11 Desember 2009

Kecil-kecil Keladi Positifnya Makin Jadi


Ternyata menjadi pendidik dari anak berkebutuhan khusus sangat menyenangkan. Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan. Saya semakin menjadi orang yang menyadari mukjizat Tuhan dan semakin menjadi orang yang mengerti apa itu “CINTA”. Karena “CINTA” itulah kunciku, “CINTA” adalah trikku dalam menghadapi mereka, anak-anakku tersayang. Mungkin aku takkan bisa menyebrangi jembatan antara saya dan mereka, saya takkan bisa memasuki dunia mereka, saya takkan bisa menghadapi emosi mereka bahkan saya tidak tahu apa mau mereka bila tidak ada “CINTA”.
Masih teringat di fikiran ketika saya ditawari pekerjaan untuk menjadi pendidik di sekolah yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Apa itu Autis, apa itu hyperaktif, apa yang harus saya lakukan, benarkah emosi mereka bisa membuat saya terluka dsb. Kebingungan-kebingungan itu yang membuat saya tersenyum bila memikirkannya kembali. Karena pada kenyataannya, mereka adalah anak-anak yang penuh semangat dan mempunyai kecakapan dalam berbagai hal. Mereka adalah anak-anak yang berusaha melawan penyakit mereka. Mereka adalah anak-anak yang penuh pengertian dan perlu perhatian. Mereka adalah anak-anak yang bisa membuat orang lain tersenyum dan bangga bila melihat mereka melakukan sesuatu hal positif meskipun itu hanya sesaat.
Sebut saja si Keladi. Anak ini mempunyai sifat pendendam, bila melihat anak yang menangis dan berisik dia akan langsung memukul atau menendang. Dan bila berada di luar kelas, prilakunya semakin sulit diatur, semaunya sendiri. Itu gambaran yang saya lihat sebelum saya mulai mencoba mendidiknya. Bermula saat SD Purba Adhika mengadakan ekskul ke Taman Mini Indonesia Indah. Karena kebetulan pendamping si Keladi bertugas untuk mengabadikan kegiatan tersebut dalam kamera. Saya bertugas menggantikannya mendampingi si Keladi. Saya sering mendengar cerita para guru yang pernah menanganinya bila Keladi berada dalam lingkungan di luar kelas.. Dua hari sebelum keberangkatan. Saya memberi pengumuman pada Keladi dan teman-teman sekelasnya tentang acara dan peraturan yang harus dijalani nanti pada saat kegiatan. Saya menekankan mereka dengan berkata “Bila sudah tiba di Taman Mini, tidak boleh jauh-jauh dari bapak dan ibu guru. Karena disana banyak penculik”. Kata penculik itu saya tekankan pada mereka selama 2 hari terutama untuk Keladi. Karena saya tahu dia anak yang cepat bosan dan memiliki keingintahuan yang besar. Sehingga bila tidak dikontrol atau kita lengah, Keladi akan hilang atau lepas dari pandangan kita. Dan dipastikan kegiatan tersebut akan habis waktu hanya untuk mencari Keladi. Saya tidak tahu cara itu berhasil atau tidak
Rombongan SD kami pun tiba di Taman Mini denngan selamat. Para guru dan siswa dengan tertib keluar dari dalam bus. Aku tahu, Keladi tidak suka bila tangannya ku genggam, mungkin ia merasa ketidakbebasannya dan terbelenggu bila seperti itu. Jadi, aku biarkan dia melampiaskan keingintahuannya sambil tetap terus mengawasi agar dia tetap berada dalam lingkungan rombongan. Rombongan kami bergerak perlahan-lahan menuju lokasi wahana Museum Air Tawar. Tiba-tiba sebuah tangan menggemgam tanganku dan menarikku agar berjalan lebih cepat mendahului rombongan. Ya, tangan itu tangan si Keladi. Aku tersenyum, karena hal itu berarti penanaman konsepku masuk dalam pikirannya. Ia terus menggemgam dan menarik tanganku hingga memasuki lokasi wisata meskipun kami berjalan mendahului yang lain.
Hingga kegiatan usai, Keladi dapat berprilaku dengan cukup baik, Ia pun pulang dengan menaiki bus kembali meskipun ibunya menjemput. Satu rahasia kecil! Saya sempat lengah dan kehilangan Keladi saat Istirahat makan siang. Tim kelas kamipun berpencar untuk mencari Keladi. Dan ternyata Keladi duduk dengan nyamannya di ujung teras (yang digunakan untuk istirahat) sambil melamun melihat jalan setapak dan taman yang ada di depannya.
Seiring bertambah usianya (kini usianya 10 tahun), bertambah pula kedewasaannya. Kini Keladi mulai dapat mengontrol emosinya dengan cukup baik. Keladi yang tadinya berguling-guling, marah dan menangis bila alat tulis/barangnya hilang kini mulai dapat mencari barangnya dengan tenang sampai ketemu, atau bila tidak ketemu juga ia akan berkata “nanti saja” dan meminjam barang punya teman/gurunya. Keladi yang terpola ketika memakai baju ia harus telanjang terlebih dahulu bahkan bila diarahkan ia akan marah, kini cukup diingatkan saja agar membuka dan memakai baju atasan terlebih dahulu. Saya akan memberinya reward berupa lagu kesukaannya apabila ia berprilaku baik namun saya juga akan menyetel lagu ketidaksukaannya apabila ia berprilaku tidak baik. Tim kelas kami pun sering mengajak Keladi dan teman-temannya berdiskusi untuk menambah pemahaman serta kondisi.
Pernah suatu ketika, teman sekelasnya membuat kegaduhan dikelas dengnan berteriak. Keladi tidak menyukai hal itu, biasanya ia akan marah dan langsung memukul temannya. Namun Kami arahkan dengan menarik nafas dan penanamnan konsep agar ia tidak boleh memukul teman apapun itu sebabnya. Dan saya mengajaknya belajar di luar agar tidak terganggu oleh kegaduhan yang ditimbulkan temannya itu.Keladi pun keluar menuju pintu dan melewati bangu temannya itu, Aku tersenyum saat Keladi tanpa menoleh pada temannya mendaratkan 1 ketukan pelan di kepala temannya dengan menggunakan dasar botol Aqua. Kelihatannya ia sangat berusaha mencoba menahan emosinya.
Saat ini saya hanya memberitahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan ketika Keladi akan bermain dan saya hanya mengawasi dari jauh. Bila ia terlihat akan mendekati area bermain yang saya tidak perbolehkan sebelumnya, saya tidak perlu cemas karena pastinya Keladi akan putar arah dan menjauhi lagi area tersebut.
Mungkin hanya tinggal menunggu waktu agar keberaniannya untuk memukul teman yang menurut dia nakal dan mengambil makanan orang lain tanpa izin itu hilang. Semoga perubahan yang telah dicapainya dapat terus berjalan dengan baik dan semoga Keladi menjadi anak yang Sholih. Amiin

Senin, 07 Desember 2009

Kegiatan Ramadhan SD Purba Adhika

SD Purba Adhika yang berlokasi di Lebak Bulus Jakarta Selatan ini tak pernah sepi dengan kegiatan Ramadhan, disamping guru-gurunya yang kreatif juga murid-muridnya yang lucu-lucu yang selalu membuat kita bangga terhadapnya, karena sekolah ini untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, ada yang autis, hiferaktif, disleksia, down syndrome dan lain-lain.
1. Kegiatan Pembelajaran anak-anak didik agar rajin beramal
Kami panitia hanya menyediakan kotak amal di pintu gerbang dan saat shalat dzuhur berjamaah dan pemberitahuan kepada anak-anak didik agar rajin beramal pada bulan ramadhan ini, pemberitahuan ini ternyata mendapat respon positif dari setiap anak didik dan orang tua sehingga semua yang ada di dalam lingkungan SD purba Adhika beramal dengan cara memasukkan uang ke dalam kotak amal yang akan diperuntukkan kepada orang-orang yang kurang mampu.

2. Mendengarkan kultum setelah shalat dzuhur berjamaah
Kegiatan Ramadhan ini juga pembelajaran para guru khususnya yang laki-laki agar mau tampil ke depan anak-anak didik dan memberikan kuliah tujuh menit. Kegiatan ini berguna menambah wawasan anak-anak didik dalam pengetahuan agama Islam. Adapun yang memberikan kultum adalah guru-guru SDPurba Adhika.

3. Membuat kartu selamat hari raya Idul Fitri
Koordinator kegiatan ini adalah bapak Bachtiar dan ibu Maya.

Membuat 2 kartu ucapan, satu untuk dibawa pulang dan satu lagi untuk di parcel. Siswa hanya menempel pola dan mewarnai sedangkan untuk menggunting dan membuat pola dilakukan oleh guru. Bentuk kartu ucapan ini berupa masjid dan di dalamnya bertuliskan “selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin”. Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar.



4. Membuat Parcel
Koordinator kegiatan ini adalah bapak Chandra dan Ibu Zakiyyah.

Membuat parcel per kelas. Satu kelas mendapat tugas membuat 2/3 parcel. Siswa hanya memasukkan bahan ke dalam plastik parcel. Dan menghiasnya. Kegiatan berjalan cukup baik. Sebelumnya guru telah membuat alas parcell dengan menggunakan kardus berdiameter 25cm. Kardus tersebut dimasukkan ke dalam plastik parcel sebagai alasnya baru kemudian dimasukkan barang-barang/sembakonya, siswa-siswi dapat mengikuti kegiatan ini sesuai dengan arahan guru-gurunya.

5. Membersihkan masjid Imam Bonjol
Koordinator kegiatan ini adalah bapak Ubay dan bapak Nurdin.

Dalam membersihkan masjid Imam Bonjol kami membagi siswa-siswi menjadi dua kelompok, kelompok pertama membersihkan kamar mandi dan tempat berwudhu dan kelompok kedua membersihkan teras dan halaman masjid karena untuk dalam masjid sudah ada petugas-petugas majid yang akan membersihkan.

Kita semua membaur dengan petugas-petugas masjid dalam membersihkan lingkungan masjid bahkan mereka juga membantu dalam menjaga anak-anak didik, banyak dari mereka yang heran melihat tingkah laku anak-anak didik kami tapi setelah di beritahukan bahwa kondisi anak-anak didik kami mereka pun mengerti, sehingga mereka takjub melihat anak-anak didik kami yang mau membersihkan lingkungan masjid dengan tertib.

Membersihkan masjid merupakan hal baru bagi siswa-siswi Purba Adhika tetapi siswa-siswi melakukan itu dengan baik, siswa-siswi sangat antusias walaupun masih dengan bimbingan guru, di kamar mandi dan tempat wudhu siswa-siswi bersihkan semua meski banyak yang senang bermain air sehingga banyak baju siswa-siswi yang basah. Ada salah satu petugas masjid yang ikut membersihkan halaman berkata ”kamu itu orang yang cakep” sambil memeluk anak didik tersebut. Ini adalah salah satu bukti bahwa anak-anak didik SD Purba Adhika telah diterima oleh masyarakat. Selesai membersihkan lingungan masjid seluruh anak-anak didik dikumpulkan di teras masjid, ketua petugas masjid terharu dengan ketertiban anak-anak didik SD Purba Adhika serta mendo’kan anak-anak didik SD Purba Adhika agar diangkat kesulitannya oleh Allah SWT.

6. Zakat on the Road
Koordinator: Pak Sabar

Anak-anak didik dibagi menjadi sembilan kelompok dan berada di mobil masing-masing pinjaman dari orang tua murid. Satu mobil terdiri dari tiga sampai empat orang anak, didampingi oleh guru masing-masing. Rute Tiga mobil ke arah ragunan, dua mobil kearah cinere, dua mobil ke arah ciputat, dan dua mobil lagi ke arah cirendeu. Siswa-siswa cukup antusias dalam membagikan zakat, parcel dan juga amplop di jalan yang diberikan kepada para kaum dhuafa yang dijumpai di jalan. Dalam setiap mobil telah disediakan beberapa kantong plastik beras, parcel dan amplop.

Dalam pemberian zakat kepada yang membutuhkan, siswa-siswi amat senang walaupun sedang puasa dan cuaca yang panas. Setiap orang yang melihat hal tersebut pastilah hatinya tergetar karena setiap orang yang diberikan zakat oleh siswa-siswi kita bersyukur kepada Allah dan mau mendoakan siswa-siswi Purba Adhika agar diangkat segala macam kesulitannya.

Program ini merupakan pembelajaran kepada siswa-siswi agar suka beramal dan saling membantu kepada orang yang membutuhkan. Acara ini masih kurang koordinasi antar setiap mobil, sehingga ada yang lebih datang duluan kembali ke sekolah dan ada yang lama datangnya.

7. Buka puasa bersama
Setelah selesai menyalurkan zakat kepada kaum yang berhak menerimanya. Siswa-siswa mempersiapkan diri untuk shalat jum’at berjamaah di masjid Imam Bonjol. Siswa-siswa diiringi oleh guru-guru pergi ke masjid Imam Bonjol, sesampai di masjid siswa duduk di shaf belakang dan guru-guru mengawasi agar mereka tetap tenang.

Pada saat khutbah Rifky berteriak-teriak dan gurunya sibuk untuk memdiamkannya karena sorotan mata orang banyak menuju ke arahnya, sedangkan Riko menangis sehingga ia dibawa keluar agar tidak mengganggu yang lain. Pada saat shalat ananda tertib, tidak ada yang berulah dan lari-lari.

Disaat pulang dari masjid mody disangka hilang karena tidak ada yang tahu, semua sibuk mencarinya setelah 15 menit mencari baru kami mendapatkan kabar bahwa mody sudah di sekolah. Ternyata mody berjalan dengan Ikhsan di barisan terdepan. Kemudian siswa-siswi diperkenankan agar istirahat sampai jam 14.30.

Setelah selesai beristirahat siswa-siswi mandi sore dan persiapan shalat Asar berjamaah di ruangan Gym, kemudian siswa-siswi mengaji di kelas masing-masing selama setengah jam. Selesai mengaji siswa-siswi mengenakan pakaian muslim untuk melakukan fashion show di halaman SD Purba Adhika. Saat fashion show kita dapat melihat keoptimisan siswa-siswi kita yang memang kurang. Banyak orang tua yang menyaksikan dan mereka tertawa melihat anak-anak mereka bergaya. Ada kebahagian terlihat disetiap wajah yang menyaksikan kegiatan ini.

Setelah itu acara dimulai dengan tausyiah dari bapak Jauhari selaku orang tua siswa yang bernama Basit. Siswa-siswi semua duduk tenang mendengarkan ceramah tersebut begitu juga para guru, para orang-tua, para mba’ dan para supir. Sehingga tak terasa terdengar suara adzan maghrib sehingga semuanya menuju ruangan Gym setelah tausyiah ditutup dengan salam. Terlihatlah kebahagian pada setiap wajah bahwa mereka telah berhasil melaksanakan ibadah puasa.
Murid-muridku kami selalu melakukan yang terbaik untukmu, do’a selalu kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa agar diangkat segala kesulitan yang kau derita sehingga menjadi anak-anak yang normal dan berguna bagi nusa dan bangsa, kasih saying kami selau terlimpah untuk kalian semua.

Kartinian di SD Purba Adhika

Pada tanggal 21 April tahun 2009 SD Purba Adhika memperingati hari kartini dengan pentas di atas panggung yang amat indah yang hiasan depannya menggunakan kardus dicat sehingga berbentuk susunan batu bata. Di hari ini seluruh Siswa-siswi, guru dan orang tua murid mengguankan pakaian adat Indonesia Timur dan Tengah. Sedangkan tema kegiatan ini adalah:
“KEMILAU PURBA ADHIKA DI HARI KARTINI”
Dalam Nuansa Indonesia Timur dan Tengah
Adapun acara-acaranya adalah:
1. Pembukaan “Unsamble Lagu R.A. Kartini (dilakukan oleh siswa-siswi SD Purba Adhika)
2. Lomba Fashion Show
3. Lomba Menari Sajojo
4. Lomba Masakan Indonesia Timur dan Tengah
5. Pameran Bunga

(Oh…iya acara ini juga diliput lho…oleh beberapa stasiun televise dan majalah, yang nggak…meliput rugi deh pokoknya….)

Guru-gurunya tidak kenal lelah dalam mengajari siswa-siswi SD Purba Adhika yang mempunyai kesulitan intelegensi. Kesabaran dalam melatih siswa-siswi dalam melakukan gerakan-gerakan dalam menari sajojo, setiap pagi sebelum masuk kelas seluruh siswa-siswi, guru dan orang tua berlatih agar menjadi juara dalam lomba menari ini. Dalam hati guru-guru SD Purba Adhika yakin bahwa mereka adalah siswa-siswi yang pintar dan cerdas tapi butuh cara dan waktu untuk mengasah itu semua, yang penting lakukan yang terbaik untuk siswa-siswi SD Purba Adhika.
Kebahagian terpancar jelas pada setiap orang yang berada di dalam acara ini, acaranya yang menarik dan mempesona itulah sebabnya. MAJU TERUS SD PURBA ADHIKA

Pencinta Alam

Perkembangan kegiatan olah raga alam bebas semakin pesat seiring dengan majunya teknologi, komunikasi, dan informasi. Hal ini dibuktikan dengan makin besarnya minat masyarkat terhadap kegiatan yang penuh tantangan dan kepetualangan, baik itu panjat tebing, susur goa, mendaki gunung dan arung jeram.
Di Indonesia sendiri kegiatan olah raga alam bebas banyak diminati oleh masyarakat khususnya kalangan muda. Banyak oraganisasi dan kelompok pencinta alam didirikan untuk mengakomodir minat serta hobby walaupun dengan tujuan yang berbeda tapi mereka satu dalam pendirian yaitu tidak mau alam yang indah ini rusak. Alam ini merupakan titipan untuk anak cucu dan bukan warisan nenek moyang.
Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ada sebuah organisasi pencinta alam yang bernama Arkadia (Arti Keagungan dan Indahnya Alam). Organisasi ini mempunyai beberapa divisi diantaranya: divisi lingkungan hidup, divisi SAR dan gunung hutan, divisi Panjat tebing, divisi susur goa dan divisi arung jeram.
Mahasiswa pencinta alam harus mengikuti kode etik pencinta alam berpedoman pada: tidak mengambil apapun kecuali gambar, tidak membunuh apapun kecuali waktu dan tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak didalam melakukan kegiatan alam bebas. Apapun kegiatan yang dilakukan semua ada dalam naungan konservasi alam. Jika alam ini dirusak dan sarana-sarana penyaluran hobby rusak maka serempak mahasiswa pencinta alam marah dan geram melihat perusak-perusak itu. Contoh seorang yang gemar panjat tebing akan marah jika tebing-tebing yang ada dibom untuk diambil batunya, tentunya orang tersebut berupaya bagaimana caranya agar tebing tersebut tidak dibom. Itulah salah satu contoh bahwa semua mahasiswa pencita alam yang masuk organisasi pencinta alam apapun tujuan tapi satu pendirian yaitu melestarikan alam yang merupakan titipan untuk anak cucu.

Sabtu, 05 Desember 2009

Kebahagian dari anak didikku


Kebahagian dari anak didikku

Anak didikku adalah penyandang autis ia bernama Arya Putra Ramadhan. Sekolah di SD Purba Adhika kelas IV. Aku sebagai guru privatnya pada materi Pendidikan Agama Islam, selesai jam sekolah pada hari jum’at jam 11.00 WIB baru setelah itu aku melaksanakan Remedial Akademik Pendidikan Agama Islam terhadapnya dan membawanya shalt jum’at berjama’ah di masjid.
Shalat Jum’at di masjid Arya masih selalu berkhayal sehingga perhatian jama’ah lain terpusat padanya, aku selalu sibuk menasihatinya agar Arya tidak berisik dan tidak berulah, yang jelas ada saja ulahnya untuk mengundang perhatian orang lain. Pernah suatu hari, saat melakukan shalat jum’at Arya memegang kepala orang yang berada di depannya dengan melompat karena orang yang di depannya mempunyai postur tubuh yang tinggi.
Kebahagian ini timbul di saat berbuka puasa bersama di sekolah ananda menghilang setelah berbuka puasa bersama di suatu ruangan. Sebagaian guru dan ibunya panik dan mencari-cari Arya, tapi ternyata setelah dicari ke sana ke mari terlihat sandal Arya di depan kelasnya. Di saat guru kelasnya membuka pintu ternyata Arya sedang melakukan shalat maghrib dengan melantunkan bacaan-bacaan shalat dengan khusu’nya. Ibunya yang melihat peristiwa itu takjub dan secara tidak sengaja mengeluarkan air mata akupun bangga melihat peristiwa itu sambil bersyukur kepada Allah. Mungkin Allah telah mengabulkan setiap do’a untuk Arya agar menjadi anak yang normal dan berguna bagi nusa dan bangsa.